Berikut3 Ayat Al Quran di Surat Al Baqarah tentang Kesabaran, Arab, Latin, Arti dan tafsir: 1. Surat Al Baqarah Ayat 45. Latin: Wasta'iinuu bish shabri wash sholaati wa innahaa lakabiiratun illaa 'alal khaasyi'iin. Artinya: Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orangMengapa Ulama Berbeda Pendapat Soal Jumlah Ayat Alquran?. Foto Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi Muslim. Ilustrasi anak Muslim. – Ayat-ayat Alquran hanya ditetapkan melalui riwayat dari Rasulullah SAW taufiqiy, dan dia bukanlah ruang lingkup ijtihad manusia. Namun, para ulama tetap berselisih pendapat mengenai jumlah ayat Alquran dalam bentuk angka. Nur Faizin dalam buku Tema Kontroversial Ulumul Quran menjelaskan, meski terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah ayat-ayat Alquran secara angka, namun hal itu tidak memunculkan keraguan seputar otentisitas Alquran. Sebab seluruh ulama terdahulu hingga sekarang sepakat bahwa yang dimaksud Alquran adalah yang tertulis dalam mushaf. Mulai dari Surah Al-Fatihah hingga Surah An-Nas tanpa penambahan atau pengurangan. Para ulama hanya berbeda pandangan dalam beberapa rumusan penghitungan ayat-ayat Alquran. Sebab-sebab perbedaan rumusan itu dapat diringkas ke dalam tiga huruf-huruf hijaiyah di awal beberapa surat. Kedua, basmalah, sebagian ulama menghitungnya sebagai dua ayat yang independen, sementara ulama yang lain tidak. Ketiga, perselisihan sahabat ketika mendengar bacaan Alquran Rasulullah SAW, antara bacaan yang berhenti karena memang akhir ayat dan yang berhenti karena waqaf. Sebagian sahabat meriwayatkannya sebagai ayat dan yang lain tidak. Imam Abu Amar Ad-Dhaniy mengatakan, para ulama menyepakati bilangan sebagai jumlah ayat Alquran, namun selebihnya mereka berselisih. Imam As-Suyuthi menukil Abdullah Al-Mushiliy bahwa ulama-ulama yang berselisih dalam jumlah ayat Alquran adalah ulama ahli Madinah, Makkah, Syam, Bashrah, dan pendapat mereka memiliki mata rantai sanad sampai kepada sahabat, sebagaimana dijelaskan secara terperinci dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Alquran. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Ayatyang ketiga tentang toleransi adalah bahwa perbedaan pandangan adalah ciptaan Allah. Dan kita tidak ada hak untuk menyatukan satu pandangan saja. "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya." (QS.
– Terlahir sebagai makhluk sosial, manusia secara otomatis harus hidup berdampingan dengan sesama. Sesama dalam hal agama, suku, bangsa, bahasa, keyakinan, ideologi, dan lainnya. Akan tetapi, menjadi sebuah keniscayaannya adalah kita dan yang lain tidak mungkin sama dalam semua hal, sehingga sangat besar kemungkinan terjadi sebuah konflik tergantung dari bagaimana kita dapat memahami dan mengambil sikap atas segala jurang perbedaan yang ada. Dalam konteks bangsa kita yang majemuk, persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga untuk mewujudkan masyarakat yang rukun, damai, guyub, sebagaimana dicita-citakan oleh para pendiri yang kerap terjadi salah satunya ialah konflik yang pada dasarnya merupakan konflik kepentingan politik dan ekonomi, bukan konflik agama, namun agama kerap menjadi alat untuk membakar konflik tersebut. Sangat mustahil untuk menyatukan dua hal atau lebih yang berbeda dari segala aspek, namun tidak mustahil pula untuk menemukan titik temu di antara perbedaan-perbedaan Dr. Alwi Shihab menjelaskan, setidaknya ada 5 petunjuk Alquran, dari perspektif kita umat Muslim, untuk dapat berinteraksi dengan para Ahlul Kitab Muslim, Nasrani, Yahudi, dan Umat terdahulu sebagai titik temu agar kita dapat bersosialisasi positif dengan merekaMengedepankan dialog dengan cara yang baik. Al-Ankabut 46وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖKita dapat berdialog untuk membahas dan bekerja sama dengan mereka untuk hal-hal yang dapat dirasakan bersama manfaat dan maslahatnya, seperti tentang kerja sosial kemanusiaan, lingkungan hidup, teknologi, pendidikan, ekonomi, juga perdamaian poin-poin tersebut, besar kemungkinan kita dapat saling bahu-membahu menciptakan lingkungan masyarakat yang saling menyayangi, saling melindungi, saling membantu, dan saling bergerak maju ke depan bersama dalam kemajuan zaman. Sehingga masing-masing dari kita dapat bertukar pikiran untuk dapat memahami hajat yang dapat dipenuhi tidak sedikit yang menentang hal ini, namun yang perlu digaris bawahi, penafsiran dan pendapat ulama adalah sebuat pendapat, bukan agama itu sendiri, sehingga bukan bagian dari nash agama atau prinsip yang baik dan adil kepada mereka yang tidak memerangi dan mengusir kita dari negeri sendiri. Al-Mumtahanah 8لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَTerlebih dalam kawasan NKRI, semua warga apapun agamanya telah dijamin keamanan dan keselamatannya, juga sebagai pengejawantahan atas sila ketiga dari Pancasila. Maka WAJIB hukumnya bagi kita untuk berbuat baik dan adil kepada agamanya, setiap warga Negara telah merdeka, tidak ada yang dapat mengusir kelompok lainnya dengan mengatasnamakan agama, karena tidak hanya perundang-undangan Negara yang mengatur hal tersebut, melainkan juga Alquran yang telah berbicara demikian. Hal ini dapat kita pelajari dari kisah hidup keteladan para Nabi dan Rasul, serta interaksi mereka yang akrab terhadap kelompok agama mereka menuju titik persamaan. Ali Imran 64قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔاKita harus aktif untuk mengajak Ahlul Kitab yang lainnya menuju titik persamaan, bukan justru memprovokasi yang lain untuk menjauh, membenci, bahkan memerangi mereka. Bahagia tidak akan didapatkan jika kita bersikap demikian, maka tidak ada salahnya kita mengenal, berteman, bahkan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik bersama, sehingga kitapun akan merasakan kebahagiaan bersama-sama. Tidak lain supaya terjalin hubungan yang produktif dalam hidup ajaran dan jalan masing-masing. Al-Maidah 48وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙMengenal, berteman baik, dan saling berbagi dengan Ahlul Kitab lainnya tidak serta merta menjadikan keyakinan kita menjadi sama dengan yang mereka yakini. Oleh karena itu, kita hendaknya senantiasa menghormati ajaran dan jalan masing-masing, terlebih kita dapat membantu mereka melaksanakan ibadah dengan baik dan aman, tentunya menjadi ladang kebahagiaan tersendiri bagi dalam ayat di atas, jika mau, Tuhan pasti akan menciptakan kita semua menjadi satu kelompok agama saja, namun Ia menginginkan kita menjadi bermacam-macam agar kita dapat saling mengenal, saling mengisi, saling memahami, dan juga saling membantu dalam kebaikan. Dan perlu ditekankan, hendaknya kita tidak membandingkan realitas sejarah dengan nilai-nilai luhur dalam jalan damai. Al-Anfal 61وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُPerdamaian dan keselamatan adalah tujuan bersama. Oleh sebab itu, semua pemeluk agama hendaknya terus berusaha untuk memberi dan menerima perdamaian yang diciptakan. Dengan terciptanya perdamaian, apapun agamanya, para pemeluknya dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan tanpa perdamaian tidak tercipta, semuanya akan hidup dalam kegelisahan, ketakutan, bahkan untuk ibadah pun akan sangat sulit dilakukan. Sekalipun ada pertikaian, kita dianjurkan untuk memberi maaf, walaupun ada jalan untuk balas dendam. []Ayatal quran tentang toleransi. "ayat toleransi dalam islam adalah surat al kaafiruun ayat 6, ya'ni, untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku." dengan kejahilan (kebodohan) mereka, mereka menjadikan al kaafiruun : "tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara.
Tanya Saya pernah baca di dalam sebuah akun Instagram, bahwa Jumlah ayat dalam Al Qur’an itu berbeda-beda. Yg membedakan mungkin cara menghitung ayatnya, tapi mengapa bisa demikian dan berapa Jumlah ayat sesuai jumhur ulama? Delfian Thanta – Bolaang Mongondow Jawab Wa’alaikum salam Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan untuk umat Islam sebagai petunjuk kehidupan. Ia Kalamullah yang sifatnya azal. Terkait Al Qur’an sebagai Kalamullah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah Al-Qur’an, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui” At-Taubah 6. Al Qur’an terdiri dari 114 surat. Jumlah surat ini sudah menjadi kesepakatan para ulama. Urutan surat sifatnya tauqifi, yaitu atas perintah Allah. Setiap surat terdiri dari ayat-ayat dan urutan ayatnya juga tauqifi, atas perintah Allah. Tapi mengapa jumlah ayatnya beda-beda? az-Zarkasyi w. 794 H/1391 M mengatakan sebagai berikut سبب اختلاف السبب في عدد الآي أن النبي صلى الله عليه وسلمكان يقف على رؤوس الآي للتوقيف فغذا علم محلها وصل للتمام فيحسب السامع حينئذ أنها ليست فاصلة Karena Nabi Muhammad SAW terkadang berhenti pada akhir ayat karena waqaf, namun keesokan harinya Nabi tidak lagi berhenti waqaf pada tempat semula, bahkan menyempurnakan bacaannya, sehingga para sahabat yang mendengarnya menyangka berhentinya Nabi tersebut karena faktor akhir ayat fasilah. Abdur-Razaq Ali Ibrahim Musa dalam al-Muharrar al-Wajiz fi Addi Ayil Kitabil-Aziz h. 47 mengatakan bahwa para ulama berbeda pendapat tentang jumlah ayat Al-Qur’an. Ada juga pendapat bahwa jumlah pengelompokan ini terkait erat dengan enam copy naskah Usmaniyah yang didistribusikan ke beberapa garnisun wilayah Islam waktu itu al-Amshar. Oleh karena itu, hitungan Madinah ada dua Madani Awal dan Akhir, Mekah, Syam, Kufah, dan Basrah, demikian menurut ad-Dani. Sementara al-Jabiri menambahkan satu lokasi lagi, yakni hitungan dari daerah Hims. Dari kronologi ini kemudian para ulama setelahnya menggenapkannya menjadi 7 riwayat yang memberikan keterangan tentang jumlah ayat dalam Al-Qur’an. Bisa jadi, perbedaan itu, lebih dominan atas perbedaan riwayat para qura. Namun yang pasti, bunyi ayatnya semuanya sama. Susunannya juga sama. Wallahu a’lam. Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., Selainitu, dalam surat Al-Baqarah ayat lainnya juga menjelaskan mengenai keutamaan kesabaran. Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Ayat Al-qur'an tentang Jodoh dan Cinta. 7 Ayat Al Quran Tentang Cinta dan Jodoh, Yuk Amalkan. Urutan dalam Juz Amma Beserta Arti dan Jumlah Ayatnya, WajibSesungguhnya Al-Qur’an itu merupakan kitab yang mengandung banyak mukjizat. Salah satu wujud mukjizat itu adalah kandungannya yang tidak pernah berhenti mengalir. Setiap waktu selalu ada ilmu baru yang lahir dari Al-Qur’an. Sehingga tiap ayat bisa melahirkan ilmu yang berbeda-beda, tergantung siapa yang mencoba memaknainya. Para ahli tafsir sendiri sesungguhnya punya latar belakang pendekatan yang bervariasi ketika menggali ayat-ayatnya. Ada yang mendekati penafsiran Al-Qur’an dari segi bahasa, , ada pula yang menekankan dari segi tauhid dan keimanan, ada juga yang menekankan dari segi ilmu fiqihnya, ada lagi yang menekankan dari segi semangat perjuangan dan jihad, ada lagi yang menekankan dari segi sejarahnya. Dan masih banyak lagi corak dan macam tafsir. Namun dari kesemuanya itu, antara satu kitab tafsir dari ulama satu dengan kitab yang lainnya tidak mengalami perbedaan esensi yang saling bertabrakan antara ulama lainnya. Sebaliknya, masing-masing tafsir itu justru saling memperkaya tafsir lainnya. Suatu pelajaran menarik dan penting yang luput diungkap oleh sebuah kitab tafsir, akan kita temukan di dalam tafsir lainya. Khusus dalam ruang lingkup tafsir hukum fiqih, bila terjadi perbedaan dalam menafsirkan suatu ayat, memang merupakan hal yang harus diakui keberadaannya. Namun perbedaan itu tidak timbul kecuali memang disebabkan oleh ayat itu sendiri yang memberi peluang timbulnya perbedaan penafsiran. Sehingga kita tidak bisa menyalahkan para ahli tafsirnya karena mereka saling berbeda kesimpulan. Bahkan petunjuk Rasulullah SAW sebagai representasi dari Al-Qur’an yang berjalan, seringkali dipahami oleh para shahabat dengan versi yang berbeda-beda pula. Yang salah tentu bukan para shahabat memaknainya, melainkan kalimat dari Rasulullah SAW itu memang menimbulkan beberapa kesimpulan yang saling berbeda. Misalnya ketika Rasulullah SAW berpesan kepada pasukan untuk tidak shalat Ashr kecuali di perkampungan Yahudi Bani Quraidhzah. Sebagian pasukan mentaati perintah itu secara zahirnya, yaitu mereka tidak shalat Ashar meski matahari hampir terbenam. Sebab perjalanan mereka masih jauh dari tujuan. Barulah para malam hari mereka tiba dan sebagian dari mereka mengerjakan shalat Ashar di tempat yang ditentukan oleh Rasulullah SAW, meski waktunya sudah lewat. Sebagian lagi tetap shalat Ashar di jalan tepat pada waktunya, lantaran mereka memahami bahwa tujuan Rasulullah SAW melarang mereka shalat Ashar di perkampungan Yahudi Bani Quradhzah adalah agar perjalanan mereka lebih cepat. Namun apabila kenyataannya target itu tidak tercapai, tetap harus menjalankan shalat Ashar para waktunya. Ketika Rasulullah SAW mendengar perbedaan pendapat ini, beliau tidak menyalahkan salah satunya. Keduanya dibenarkan meski saling berbeda secara nyata. Maka demikian juga yang terjadi pada ayat-ayat Al-Qur’an, banyak di dalamnya kalimat yang bisa dipahami secara berbeda, tanpa harus keluar dari kaidah baku penafsiran. Di antaranya perbedaan para fuqaha dalam menafsirkan makna quru’ yang terdapat di dalam ayat berikut وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali quru’ . QS. Al-Baqarah 228 Ketika para ahli tafsir merujuk kepada ahli bahasa arab, ternyata makna quru’ itu memang ada 2 macam yang saling berbeda. Makna pertama adalah masa haidh sedangkan makna kedua adalah masa suci dari haidh. Keduanya sama-sama disebut dengan quru’ dalam bahasa arab. Dengan demikian, satu ayat ini mungkin bisa ditafsrikan menjadi tiga kali masa hadih, namun pada waktu yang sama bisa ditafsirkan menjadi tiga kali masa suci dari haidh. Kesalahan bukan di tangan para mufassir, melainkan Allah SWT sendiri yang menurunkan ayat ini. Tentunya Allah SWT kalau mau, bisa saja menyebutkan dengan kalimat yang jelas, tegas dan tidak mengandung makna ganda yang saling berbeda. Namun kenyataannya memang itulah yang ada. Sehingga kalau para ulama berbeda pendapat dalam menafsirknnya, merupakan bukan sebuah perbuatan dosa. Dan syariat Islam menyadari kemungkinan terjadinya perbedaan dalam menafsirkan suatu ayat. Tidak ada yang hina dalam masalah perbedaan tafsir hukum ini. Bahkan sebaliknya, kita bisa merasa bangga dengan kekayaan khazanah ilmu hukum Islam dengan ada banyaknya variasi pendapat lewat perbedaan cara memahami suatu dalil. Karena itu sejak dini para ulama salaf sudah mengembangkan sistem akhlaq dan etika berbeda pendapat. Di mana intinya adalah mereka saling menghormati, menjunjung tinggi dan saling menghargai pendapat saudaranya yang sekiranya tidak sama dengan apa yang mereka pahami. Tidak pernah kita dengar para salafus shalih itu saling mencaci, saling memaki atau saling menghujat bahkan mengumbar aib saudaranya di depan khalayak. Akhlaq mereka sungguh sangat mulia seiring bersama keluasan ilmu yang mereka miliki. Keadaan ini seringkali berbanding terbalik dengan fenomena di masa kita sekarang ini. Begitu mudahnya orang-orang yang mengaku pengikut ulama salaf, namun perbuatan, perkataan dan akhlaqnya justru menginjak-injak etika para salaf. Lidah mereka lebih sering mencaci maki orang lain ketimbang berzikir kepada Allah. Tulisan mereka lebih sering merupakan hujatan dan umpatan ketimbang ajakan. Bahkan seringkali merasa hanya kelompok mereka saja yang berhak mengeluarkan fatwa, sedangkan siapapun yang punya fatwa yang berbeda dengan mereka, meski datang dari tulisan para salafushshalih sendiri, langsung dihujat habis-habisan dan dituduh sebagai ahli bid’ah yang pasti masuk neraka. Nauzu billahi min zalik. Padahal para salafus-shalih di masa lalu terbiasa dengan perbedaan pendapat. Justru ciri khas mereka adalah berbeda pendapat, namun tetap saling menyayangi bahkan sangat mesra. Caci maki, umpata, hujatan dan tuduhan sebagai ahli neraka tidak pernah mereka contohkan. Sebab perbedaan pendapat dalam masalah hukum adalah sebuah keniscayaan, mutlak dan pasti terjadi. Jangankan para ulama salaf, bahkan para shahabat pun seringkali mengalami berbeda pendapat. Padahal mereka hidup bersama Rasulullah SAW pada sebuah era yang disebut dengan khairul qurun masa terbaik. Tapi tidak satu dari shahabat itu yang memaki dengan sumpah serapah sambil menuding temannya sebagai calon penghuni neraka. Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh segelintir orang yang kerjanya menyumpahi orang lain yang tidak sependapat dengannya bukanlah termasuk ahli salaf, karena nama dan realitanya tidak nyambung. Semoga Allah SWT menghindarkan kita dari kejahilan dalam memahami agama, serta mencairkan ketegangan di antara sesama umat Islam, serta menghimpun hati jutaan umat Islam dewasa ini dalam sebuah kecintaan kepada Allah SWT. Sehingga mampu menerima perbedaan pendapat persis sebagaimana para ulam dahulu telah mempraktekkannya.
AyatAl-Quran Tentang Hubungan Umat Beragama Ayat-ayat tentang hubungan umat beragama dapat dilihat dalam (1) surat al-Baqarah ayat 62, 120 dan 213, (2) surat Ali Imran ayat 61 dan 118, (3) surat Al-Mumtahanah ayat 7-9, dan (4) surat Al-Kafirun Ayat 1-6 sebagai berikut: Menjadikan perbedaan warna kulit dan keturunan serta ras dan bangsaAllah SWT telah menciptakan manusia dan menurunkannya ke muka bumi dengan berbagai keragaman di dalamnya. Tak hanya manusia saja yang Allah ciptakan dan turunkan di muka bumi ini, terdapat pula makhluk-makhluk lainnya yang juga tidak seragam. Contohnya seperti siang dan malam, bulan dan bintang serta hewan dan tumbuhan. Dengan beragamnya makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT, diharapkan umat manusia dapat memiliki toleransi akan perbedaan tersebut dan menciptakan perdamaian di bumi. Perintah perdamaian itu sendiri tertuang langsung di dalam Al-Quran. Berikut ini penjalasan tentang beberapa ayat Al-Quran tentang Budaya perdamaian dalam berperangIlustrasi Perdamaian Jonathan Meyer/PexelsAllah berfirman surat An Anfal Ayat 61۞ وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ wa in janaḥụ lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal 'alallāh, innahụ huwas-samī'ul-'alīmArtinya“Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”Ayat di atas merupakan penjelasan bahwa agama islam sangat menjunjung tinggi perdamaian dan diplomasi. Ayat ini adalah lanjutan dari ayat yang sebelumnya yang mana membahas tentang hubungan perjanjian dengan musuh dalam sebuah Perdamaian antar umat beragamaSumber Gambar berfirman surat Al Baqarah ayat 256لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ lā ikrāha fid-dīn, qat tabayyanar-rusydu minal-gayy, fa may yakfur biṭ-ṭāgụti wa yu`mim billāhi fa qadistamsaka bil-'urwatil-wuṡqā lanfiṣāma lahā, wallāhu samī'un 'alīm Artinya“Tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam, sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”Ayat ini menjelaskan bahwa tidak adanya paksaan untuk dapat memasuki agama Islam. Islam disebarkan tidak dengan menggunakan pemaksaan, namun memberikan argumen atau penjelasan yang valid. Sehingga, orang-orang yang mendengarkan dakwah dapat menerima dengan hati terbuka tanpa adanya keterpaksaan. Agama Islam adalah agama yang sempurna, agama yang menjadi jalan keluar dari berbagai kesulitan dalam kehidupan ini. Tentu saja agama Islam ini juga menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam. Baca Juga Saling Toleransi, Persahabatan Tak Terhalang Perbedaan Agama 3. Kesamaan derajat manusia Allah berfirman surat Al Hujurat ayat 13يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīrArtinya“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”Ayat ini menjelaskan tentang prinsip dasar hubungan manusia dan menegaskan serta menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan antar umat manusia. Allah SWT mengingatkan kita untuk tidak merasa bangga atau sombong kepada makhluk lainnya. Tidak ada perbedaan nilai kemanusiaan antara lelaki dan pembahasan mengenai ayat Al-Quran tentang perdamaian. Semoga dengan membacanya, kita dapat menciptakan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Amin. Adabeberapa ayat dalam Al quran yang menerangkan tentang riba. MENU. Dan bila kalian bersedekah, maka itu baik bagi kalian, bila kalian mengetahui." (QS Al-Baqarah: 278-280). Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, terdapat ayat Al-Quran tentang toleransi tasamuh yang wajib diketahui umat Ushuluddin UIN Suska mencatat, sebagai rahmat bagi alam semesta, Islam juga bersifat tetap mengakui dan menerima kenyataan adanya pluralitas agama di muka apa saja jenis toleransi dalam Islam yang diatur Al-Qur'an? Yuk, simak selengkapnya ayat Al-Quran tentang toleransi, Moms!Baca Juga Cerita Sejarah Sunan Kudus dengan Toleransi Beragama yang TinggiMakna Toleransi Menurut Pandangan IslamFoto Makna Toleransi atau tenggang rasa dalam Islam disebut dengan tasaamuh. Dalam bahasa Arab, tasaamuh berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling dari tasaamuh adalah bersikap menerima dan menghargai perbedaan yang ada. Tasaamuh bukanlah mencampuraduk keimanan atau keyakinan antar berarti menghargai eksistensi agama yang dianut orang tasaamuḥ yang diajarkan dalam Islam sangat rasional dan praktis. Yaitu dijalankan dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan jika berkaitan dengan perbedaan agama, keyakinan umat Islam kepada Allah tentu berbeda dengan umat beragama lain dan tidak dapat contoh, Allah melarang kita untuk mencela keyakinan umat beragam lain. Allah SWT berfirman“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah, yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan” QS. al-An’am [6]108Tasaamuh atau toleransi berlaku bagi semua manusia tanpa terkecuali. Sebab, perbedaan yang ada di dunia sudah semestinya ditanggai dengan damai dan saling Juga Syukuran 4 Bulanan Dalam Islam, Berikut PenjelasannyaHadis dan Ayat Al-Quran tentang ToleransiFoto Kitab Suci Alquran Orami Photo StocksSecara bahasa, toleransi berarti tenggang istilah, toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama SWT telah menciptakan manusia berbeda satu sama ini bisa menjadi kekuatan jika dipandang secara positif, namun bisa memicu konflik jika dipandang secara antar umat beragama telah dicontohkan oleh Rasulullah saat selesai Perang Badar, pasukan muslim yang menang ingin tawanan non muslim untuk Rasulullah SAW justru meminta agar tawanan perang tersebut beberapa hadis dan ayat Al-Qur'an tentang toleransi. Beberapa ayat Al-Quran tentang toleransi di antaranya, yakni1. Surat Al-Kafirun Ayat 1-6Terdapat jenis toleransi dalam Islam yang telah diatur dalam ayat Al-Quran tentang toleransi, salah satunya dalam surat يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِArtinya "Katakanlah Muhammad Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’.” QS Al-Kafirun 1-6.2. Surat Yunus Ayat 40-41Foto Membaca Al-Quran itu, ada pula ayat Al-Quran tentang toleransi dan tanggung jawab yang juga memiliki makna dari surat Yunus, berikut bacaan dan artinyaوَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ . وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَArtinya "Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya Al-Qur’an, dan di antaranya ada pula ada orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat jika mereka tetap mendustakanmu Muhammad, maka katakanlah bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak pertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” QS Yunus 40-41.3. Surat Al-Mumtahanah Ayat 8Berlaku adil antar sesama juga termasuk dalam bagian bacaan ayat suci Al-Qur'an tentang toleransi selanjutnyaلَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَArtinya “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” QS Al-Mumtahanah 8Baca Juga Hukum KB dalam Islam Berdasarkan Alquran dan Hadits4. Surat Al-Baqarah Ayat 178Foto Keutamaan Membaca Alquran Orami Photo StockAyat Al-Qur'an tentang toleransi selanjutnya termasuk dalam surah Al-Baqarah Ayat bunyi dan penjelasannya ayatnyaيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ۖ ٱلْحُرُّ بِٱلْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ وَٱلْأُنثَىٰ بِٱلْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ فَٱتِّبَاعٌۢ بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَٰنٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌArtinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkan mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah yang diberi maaf membayar diyat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula.Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih,” QS Al-Baqarah 178.5. Surat Al-Hajj Ayat 40Ada juga ayat Al-Quran tentang toleransi dan meminta pertolongan dari Allah bunyi dan penjelasan artinyaٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌArtinya “Yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata Tuhan kami hanyalah Allah’. Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain,Tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." QS Al-Hajj 40Baca Juga 7 Surat Penenang Hati dalam Alquran untuk Menghilangkan Rasa Gundah, Insya Allah Manjur!6. Hadis tentang Toleransi dan Agama yang Dicintai Allah SWTFoto Membaca Alquran ayat Al-Quran tentang toleransi, Nabi Muhammad SAW juga menyiratkannya dalam berbagai hadis yang disampaikan oleh para sahabat, yakniعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُArtinyaDari Ibnu Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW “’Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda Al-Hanifiyyah As-Samhah yang lurus lagi toleran’.” HR Bukhari.7. Hadis tentang Toleransi dan Memberi KemudahanHadis tentang toleransi berikut juga bisa jadi pedoman kehidupan setiap tersebut, berbunyiأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan perkara.” HR Bukhari.8. Hadis tentang Toleransi dan TetanggaFoto Adab Bertetangga Orami Photo StocksSelanjutnya, terdapat hadis tentang toleransi dan adab bertetangga yang berbunyiعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ - أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَ أَبُو يَعْلَىArtinya Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah yang nyawaku di tanganNya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” HR Muslim dan Abu Ya’la.Baca Juga Mengenal Hadis Maudhu, Apakah Termasuk Hadis Palsu? Ini Penjelasannya!9. Surat Al-Baqarah Ayat 256Ayat Al-Quran tentang toleransi selanjutnya berasal dari Surat Al-Baqarah Ayat bacaan dan arti yang menjelaskan tentang toleransi dan kebersamaanلَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ٢٥٦Artinya "Tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam. Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."10. Surat Al-Hujurat Ayat 13Foto Ilustrasi Keluarga Islam Orami Photo StockIslam turut mengajarkan umatnya untuk selalu menghargai dan menghormati perintahnya terdapat dalam salah satu ayat Al-Quran tentang toleransi, yakni Surat Al-Hujurat Ayat النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌArtinya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." QS. Al-Hujurat 1311. Surat Al-Mumtahanah Ayat 13Surat Al-Mumtahanah Ayat 13 juga mengajarkan sikap toleransi antar adil jadi yang penting untuk ditegakkan dalam يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَArtinya "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." QS. Al-Mumtahanah 13Baca Juga 20+ Bacaan Surat Pendek dalam Juz Amma, Yuk Ajarkan kepada Anak!12. Surat Al-Khaf Ayat 29Foto Alquran Al-Quran tentang toleransi dan bersikap adil juga terdapat dalam Surat Al-Khaf Ayat bacaan bunyinyaوَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًاۙ اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَۗ بِئْسَ الشَّرَابُۗ وَسَاۤءَتْ مُرْتَفَقًاArtinyaKatakanlah Nabi Muhammad, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki beriman, hendaklah dia beriman dan siapa yang menghendaki kufur, biarlah dia kufur.”Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang zalim yang gejolaknya mengepung mereka meminta pertolongan dengan meminta minum, mereka akan diberi air seperti cairan besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. Itulah seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek."13. Surat Yunus Ayat 99Surat Yunus Ayat 99 juga termasuk dalam Al-Quran tentang toleransi. Berikut bunyi dan penjelasan arti yang dimaksudوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَArtinya"Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau Nabi Muhammad akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?"Baca Juga Mengenal Hadis Maudhu, Apakah Termasuk Hadis Palsu? Ini Penjelasannya!Begitulah ayat Al-Quran tentang toleransi beserta hadis nabi agar berlaku adil, bahkan kepada orang dengan agama yang berbeda agar tercipta kedamaian di setiap hadis dan Ayat Al-Quran untuk pedoman sehari-hari, ya, Moms! KeutamaanBerkurban. 1. Perintah Allah dan Rasulullah. Berkurban merupakan perintah Allah dan Rasulullah. Bagi orang yang mampu, sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah yang mulia ini. Rasulullah bersabda: "Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih kurban, janganlah mendekati tempat shalat kami." (HR.